Tradisi Sunat Sifon NTT
Feb 23, 2016 21:18:28 GMT 7
Post by anri on Feb 23, 2016 21:18:28 GMT 7
Tradisi Sunat Sifon adalah sebuah tradisi daerah NTT terutama di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu yang banyak dijumpai, terutama pada suku Atoni Meto, Amarasi dan Malaka Pulau Timor. Sunatnya, tak banyak berbeda dengan sunat di daerah lain, hanya saja biasanya dilakukan secara tradisional di kampung-kampung. Tujuannya juga baik untuk kebersihan dan kesehatan kaum laki-laki. Segalanya menjadi berbeda dan mencengangkan, setelah sunat berlangsung. Sunat Sifon juga dipercaya membuat laki-laki awet muda. Hubungan seks pakca sunat ada yang berhenti pada taraf sifon, tapi ada pula melanjutkannya hingga tiga tahap.
Menurut Tokoh masyarakat timor Tengah selatan TTS Federick Fobia Sifon dipercaya sebagai cara menyembuhkan luka. Entah bagimana asal-usulnya, sifon menjadi bagian penting dari sunat. Bagi laki-laki yang melakukan sunat secara tradisional, bila sifon tak dilakukan dipercaya akan mendatangkan bala alias hal-hal yang buruk.
Laki-laki yang sudah punya anak, dua tiga orang, itu supaya kelaki-lakiannya makin ini, maka harus disifon, disunatin. Tapi tidak diberikan semacam betadin dan obat anti infeksi, itu malah dengan sifon itu seolah-olah kekuatannya, jadi hebat. Tapi bisa terjadi dia infeksi penyakit kelamin, tapi dari segi potensinya tambah hebat. Itulah sifon.
Sial itu yang ada dalam dirinya, kalau itu belum dibuang, istrinya sendiri yang kena. Termasuk pelecehan baik itu kepada istrinya maupun pada perempuan yang dijadikan sifon, dan perempuan harus dijadikan seperti itu baik untuk menyembuhkan sekaligus membuang panas. Jadilah perempuan sebagai tempat membuang sial laki-laki yang disunat. Bila sang pemuda tidak melakukan hubungan seks paska sunat atau sifon, mereka takut akan menjadi impoten.
Pelaku sifon harus menyiapkan ayam dan pernak-pernik untuk prosesi sunat yang akan dipimpin dukun sunat atau ahelet. Ahelet kadang pilih-pilih calon pasiennya, jika dalam pengakuan dosa di sungai pasien belum pernah melakukan hubungan seks, dukun sunat menolaknya. Semakin banyak pengalaman seksnya, semakin bagus menurut si dukun sunat.
Selanjutnya si pasien tidak boleh lagi berhubungan seks dengan perempuan yang dijadikan obyeks sifon seumur hidupnya. Berdasarkan kepercayaan Atoni Meto, perempuan itu sudah menerima panas dari si pasien. Panas dalam konsep ini berarti penyakit kelamin. Jika si pria nekad dan berhubungan seks lagi dengan perempuan yang sama, maka penyakitnya akan kembali padanya. Perempuan yang kena sifon juga diyakini kulitnya bersisik dan berbau. Itulah sebabnya mengapa sifon tidak boleh dilakukan dengan istri sendiri. Juga, tidak akan ada lelaki yang mau memperistri perempuan yang menjadi obyek sifon.
Sumber: review.padamu.net/tradisi-sifon-hubungan-badan-setelah-sunat
Menurut Tokoh masyarakat timor Tengah selatan TTS Federick Fobia Sifon dipercaya sebagai cara menyembuhkan luka. Entah bagimana asal-usulnya, sifon menjadi bagian penting dari sunat. Bagi laki-laki yang melakukan sunat secara tradisional, bila sifon tak dilakukan dipercaya akan mendatangkan bala alias hal-hal yang buruk.
Laki-laki yang sudah punya anak, dua tiga orang, itu supaya kelaki-lakiannya makin ini, maka harus disifon, disunatin. Tapi tidak diberikan semacam betadin dan obat anti infeksi, itu malah dengan sifon itu seolah-olah kekuatannya, jadi hebat. Tapi bisa terjadi dia infeksi penyakit kelamin, tapi dari segi potensinya tambah hebat. Itulah sifon.
Sial itu yang ada dalam dirinya, kalau itu belum dibuang, istrinya sendiri yang kena. Termasuk pelecehan baik itu kepada istrinya maupun pada perempuan yang dijadikan sifon, dan perempuan harus dijadikan seperti itu baik untuk menyembuhkan sekaligus membuang panas. Jadilah perempuan sebagai tempat membuang sial laki-laki yang disunat. Bila sang pemuda tidak melakukan hubungan seks paska sunat atau sifon, mereka takut akan menjadi impoten.
Pelaku sifon harus menyiapkan ayam dan pernak-pernik untuk prosesi sunat yang akan dipimpin dukun sunat atau ahelet. Ahelet kadang pilih-pilih calon pasiennya, jika dalam pengakuan dosa di sungai pasien belum pernah melakukan hubungan seks, dukun sunat menolaknya. Semakin banyak pengalaman seksnya, semakin bagus menurut si dukun sunat.
Selanjutnya si pasien tidak boleh lagi berhubungan seks dengan perempuan yang dijadikan obyeks sifon seumur hidupnya. Berdasarkan kepercayaan Atoni Meto, perempuan itu sudah menerima panas dari si pasien. Panas dalam konsep ini berarti penyakit kelamin. Jika si pria nekad dan berhubungan seks lagi dengan perempuan yang sama, maka penyakitnya akan kembali padanya. Perempuan yang kena sifon juga diyakini kulitnya bersisik dan berbau. Itulah sebabnya mengapa sifon tidak boleh dilakukan dengan istri sendiri. Juga, tidak akan ada lelaki yang mau memperistri perempuan yang menjadi obyek sifon.
Sumber: review.padamu.net/tradisi-sifon-hubungan-badan-setelah-sunat